Sejarah Desa

 Desa Pohsanten adalah nama salah satu desa di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana yang letaknya pada jalur lintas Denpasar Gilimanuk yang merupakan jalan utama sebagai arus lalu lintas. Tepatnya sangat strategis yang diapit oleh beberapa desa, disebelah Selatan adalah Desa Mendoyo Dangin Tukad,disebelah utara  adalah hutan negara dengan sumber air terjun yeh Mesehe, disebelah timur adalah sungai Desa Pergung dan disebelah baratnya adalah sungai Desa Mendoyo Dauh Tukad.
       Berbicara sejarah Desa Pohsanten, kurang lebih sekitar tahun 1800 an Desa Pohsanten masih merupakan hutan rimba yang masih utuh dan belum ada yang memanfaatkan sebagai daerah permukiman maupun pertanian. Sedangkan di daerah sekitarnya orang orang sudah mulai merintis tempat pemukiman dan tempat berladang,seperti di Desa Mendoyo Dangin Tukad,Tegalcangkring dan desa-desa lainnya.menurut penuturan orang-orang tua terdahulu yang berdomosili disekitar desa ini, pada mulanya daerah ini adalah merupakan daerah tempat berkebun dan berladang yang setiap harinya setelah selesai melaksanakan pekerjaan  penggarap kebun ini kembali ketempatnya masing-masing.lama kelamaan Masing-masing pemilik mulai membuat pondok-pondok atau kelompok pemukiman. Dari kelompok ini mulai dirintis  menjadi kelompok banjar yang dinamakan pada saat itu. Dengan adanya kelompok yang lebih mendekati adanya organisasi maka perlu adanya suatu pengayoman pemerintahan. Untuk itu maka banjar yang ada begabung dengan pemerintahan. yang ada di Desa Mendoyo Dangin Tukad yang pada mulanya terjadi penjajahan belanda.
          Karena perkembangan jaman pertambahan penduduk di Pohsanten semakin pesat dengan datangya penduduk pendatang dari luar daerah Jembrana, seperti Karangasem, Klungkung, Gianyar dan Tabanan.
         Dengan semakin banyaknya penduduk dipisahkanlah wilayah Pohsanten dengan induknya yaitu Desa Mendoyo Dangin Tukad dan secara resmi membentu pemerintahan Desa yaitu Desa Pohsanten,dimana pada tahun 1900 mulai memilih seorang peminpin yang dinamakan kelihan dan pada saat itu terpilihlah seorang yang bernama PAN RIPEN.
Nama Desa Pohsanten diambil dari versi yang berbeda yaitu versi pertama diambil dari nama sebuah pohon mangga (poh = bahasa bali) santen yang ada saat itu dimana sangat digemari oleh orang-orang yang pergi ke ladang untuk menghilangkan dahaga dan berteduh pada saat berbuah. Lama kelamaan mangga santen karna diucapkan oleh orang bali disebutlah Pohsasnten. Versi brikutnya menyebutkan bahwa nama Desa Pohsanten berawal dari tempat suci yang ada pada batas utara desa yaitu Pura Pasatan, dimana diucapkan oleh masyarakat secara lafal cepat menjadi Pasatan terus Pesanten. Versi yang terakhir diambil dari dengan bannyaknya binatang  berupa cacing yang disebut orang Pacet pada saat membuka ladang, dengan bahasa bali warga mengatakan Pacetan artinya ladang yang banyak Pacet (binatang berupa cacing). Pacetan terus berubah menjadi Pasatan dan disesuaikan dari perubahan-perubahan tersebut yang paling kuat adalah Pohsanten.
           Dengan terbentuknya sebuah Desa mulailah dirintis perencanaan-perencanaan untuk memenuhi syarat-syarat sebuah Desa seperti jalan, tempat suci, bangunan pertemuan, dan sarana sarana lainnya. Tahun 1934 mulailah didirikan Kahyangan Tiga sesuai dengan pembagian pelemahan desa dan disusun pada tahun 1951 mulailah didirikan sebuah sekolah rakyat yang dibangun secara gotong royong masyarakat Desa.
          Penataan pemerintah yang baik mulai ditata di Desa Pohsanten mulai tahun 1966 pada era Pemerintahan Orda Baru di mana peningkatan pembangunan semakin  ditingkatkan seperti pembangunan jalan, Balai Desa, Balai Banjar, Sekolah, dan sarana lainnya didukung oleh program Pemerintah Orda Baru di bawah kepemimpinan Bapak Soeharta selaku Presiden RI dengan program lima tahunnya yang dikenal dengan nama Repelita.
        Sampai saat ini tahun 2010 dengan berbagai tahapan-tahapan yang dicanangkan Pemerintah Desa Pohsanten telah membentuk/memiliki 5 (lima) Banjar dinas dan pekraman serta 1(satu) Desa pekraman,selain itu telah memiliki usaha-usaha yang dimiliki oleh Desa baik yang modalnya bersumber dari Pemerintah maupun dari swadaya masyarakat. Adapun 5 (lima) banjar yang terdapat di Desa Pohsanten adalah:
1. Banjar Munduk
2. Banjar Rangdu
3.Banjar Dangin Pangkung Jangu
4. Banjar Dauh Pangkung Jangu
5. Banjar Pasatan